0

Cinta Tak Pernah Cukup

   Tak pernah ada kata cukup bagi cintamu. Itulah sebab kenapa aku setia mengikuti jalanmu. Mempercayakan hatiku dalam genggamanmu. Ikhlaslah yang membuatku larut dalam lautan cintamu.

   Membuka hati hanya untuk belajar terluka lagi? Itu bukan inginku. Membuka hati untuk belajar mencintaimu lagi? Itu harapan terbesarku.

   Tak perlulah kita mendefenisikan bahagia. Pijar senyuman di bibirmu sudah lebih dari cukup untuk menggantikannya.

   JANJI. Menyediakan hati untuk jadi jembatan kata-kata di setiap jejaknya. Dan kamu adalah muaranya.

   Dari seluruh penjuru muara, hatimu adalah rumah pemberhentianku: tempat bertemunya bahagia juga sedihku.

   Tak mengertikah kau, sejauh mana pun mendayung dan bersembunyi di balik bayang ombak, arus cinta selalu membuatku kembali terdampar di pulau hatimu...

   Masih... Setiap kali sunyi mematuk sendiri, kamu pun hadir tanpa permisi. Masih dan selalu begitu.

   Haruskah tak acuh mendiami rumah hati kita? Jika iya, izinkan aku mendamba diayun ketiadaan. Setidaknya, aku telah mencoba.

   Ada dan tiada bagimu, aku hanya ingin hadir ditimang pangkuanmu. Itu saja! Sejenak juga tak apa.

   Di setiap hulu sungai, rinduku mengalirimu. Di setiap muara, cintaku menujumu. Di satu hatimu; hanya ada aku.

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 Egi Jonathan All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.